Showing posts with label Marcus AS. Show all posts
Showing posts with label Marcus AS. Show all posts

Tuesday, 21 February 2017

Sam Po Toa Lang



Kisah Laksamana Cheng Ho yang melakukan  kali ekspedisi keliling dunia memang sangat termasyur. Mungkin kegiatan ekspedisi sang laksamana mampu menandingi ekspedisi keliling dunia yang dilakukan oleh Christopher Colombus dan A. Magelhens yang telah melakukan hal yang sama.

Demikian femenomenanya kegiatan ekspedisi ini, maka tak heran kalau bangsa Tiongkok sangat menganggungkan sang laksamana dan banyak sekali cerita fiksi dan nonfiksi yang terinspirasi dari perjalanan sang laksamana ini. Bahkan di negeri ini pun banyak penulis-penulis local yang terinspirasi dengan kisah ini dan menyajikannya dalam bentuk buku. Kisah Sam Po Toa Lang ini adalah salah satu dari sekian banyak kisah tentang sang laksamana dari Dinasti Ming ini.

Siapa sebenarnya Cheng Ho ini? Laksamana Cheng Ho adalah nama seorang panglima perang yang gagah dari Negeri Beng (Ming). Dia adalah salah satu kepercayaan Kaisar Eng Lok Kun (Yongle) yang berkuasa pada tahun 1403-1424.

Tuesday, 28 July 2015

Kisah Perseteruan Kaisar Han dengan Permaisurinya

Di kalangan penggemar roman klasik Tiongkok, nama-nama seperti Co Coh, Lao Pi, Kwang Kong, Khong Beng, Sun Kwan ataupun Suma-Ie tentu sudah tidak asing lagi. Tokoh-tokoh ini memang merupakan tokoh utama dalam roman Sam Kok yang termasyur itu. Memang kehebatan Epos keruntuhan Dinasti Han ini sudah banyak diakui hingga ke penjuru dunia.
Tapi tak banyak orang yang tahu siapa Lauw Pang atau Han Kho Couw atau Han Gaozu dalam Pin-yin (247 - 195 SM). Di masa mudanya, Lauw Pang pernah melakukan kesalahan dengan membuat sejumlah tahanan kabur, namun kemudian dia membebaskan tahanan lain sehingga dia dipuji banyak orang.  Dari sanalah kemudian Lauw Pang mengobarkan perlawanan terhadap Dinasti Cin bersama-sam Hang Ie (Xiang Yu). Tapi kemudian keduanya bertempur dan akhirnya Lauw Pang mendirikan Dinasti Han. Kisah ini terdapat dalam roman Tong See Han.
Setelah mendirikan Dinasti Han, Han Kho Couw harus menghadapi berbagai intrik dalam upaya para tokoh melakukan persaingan memperebutkan kekuasaan disertai intrik-intrik yang membuat kisah ini demikian kompleks.
Dalam kisah ini, titik berat cerita lebih kepada bagaimana cara Lauw Pang yang menjadi Kaisar Han pertama dalam mengamankan kerajaannya. Ada banyak intrik dan siasat diadu dalam kisah ini. Namun dalam pemerintahannya Lauw Pang justru banyak melakukan blunder. Dia membunuh para panglima handalnya dan kesalahan demi kesalahan yang dibuatnya inilah yang akhirnya menyebabkan Kaisar Han Kho Couw wafat secara mengenaskan dan Dinasti Han jatuh ke tangan Lu Couw atau Lie Houw, permaisurinya.
Sebenarnya persaingan antara Han Kho Couw dan permaisurinya ini sudah berlangsung lama. Hal ini terjadi karena Kaisar Han Kho Couw tidak mau mengangkat anak permaisuri menjadi pewaris tahtanya. Dia lebih memilih Jie Ie Kong-cu yang merupakan anak selirnya.
Permaisuri Lie-houw yang khawatir segera meminta bantuan Thio Liang yang menjadi orang kepercayaan kaisar. Lewat siasat-siasat yang dijalankan Thio Liang dan Lie Cek Cie serta sejumlah orang pandai, akhirnya Permasuri Lie-houw berhasil menyukseskan misinya untuk mengangkat anak kandungnya menjadi raja.
Sukses dengan misinya,  Permaisuri Lie-houw yang anaknya telah menjadi kaisar malah melakukan tindakan menyimpang dengan melakukan hubungan gelap bersama Menteri Hoan Sip Jie. Karena hubungan mereka diketahui kaisar, maka  Hoan Sip Jie yang jadi selingkuhan permasisuri akan dihukum mati. ()

Judul : Kaisar Han Kho Couw (Hard Cover)
Diceritakan Kembali Oleh : Marcus AS
Penerbit : Suara Harapan Bangsa
Kondisi : 100 % Baru
Harga Normal : Rp 150.000
Harga Diskon : Rp 125.000 (Belum Ongkos Kirim)
Pemesanan : SMS 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

Sunday, 26 July 2015

Kisah Percintaan Pelajar Miskin dan Puteri Perdana Menteri

See Siang Ki (Hsi Shiang Chi) atau Kisah Kamar Barat merupakan salah satu cerita pendek yang sangat digemari oleh masyarakat Tiongkok.  Kisah berlatar belakang Dinasti Tang (618-907 Masehi) ini menceritakan tentang Thio Kun Swie (Zhang Sheng),  seorang pelajar miskin yang hendak menempuh ujian sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di ibu kota.
Suatu kalai ketika Thio Kun Swie mengunjungi Kelenteng Pouw Kiu Sie dan kebetulan pada saat itu ada rombongan keluargamendinag  perdana menteri yang singgah di kelenteng untuk persiapan penguburan sang perdana menteri. Dalam rombongan keluarga itu ada seorang anak perempuan cantik yang bernama Cui Eng-eng. Karena terpikat, Thio Kun Swie pura-pura minta izin untuk bermalam di kelenteng itu demi mendekati sang gadis.
Setelah diizinkan, Thio Kun Swie mulai mendekati anak perempuan mendiang perdana menteri itu. Kun Swie mulai menulis sajak-sajak cinta buat sang gadis. Tak dinyana, ternyata sang gadis membalas cintanya dan mereka pun menjalin sebuah hubungan.
Cerita kemudian berlanjut ketika sekelompok perampok mendatangi kelenteng dan mengepung mereka. Ibu Cui Eng-eng jadi ketakutan dan mengadakan sayembara. Dalam sayembara itu dikatakan barang siapa berhasil menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari kepungan perampok maka akan dinikahkan dengan Cui Eng-eng.
Kebetulan Thio Kun Swie punya kenalan kepala tentara di daerah itu. Maka lewat akalnya, dia berhasil mengirim surat ke sahabatnya dan tentara kerajaan berhasil membebaskan kelenteng itu dari kepungan para perampok.
Sayang, ibu Cui Eng-eng ingkar janji. Dia tak mau menikahkan Eng-eng dengan Thio Kun Swie karena dia hanyalah seorang pelajar miskin. Cinta kedua insan ini pun kandas dan kisah cinta mereka berakhir tragis.
Dalam sejarah perkembangan sastera Tiongkok, kisah See Siang Ki yang memiliki latar belakang zaman Dinasti Tang, ternyata ditulis Wang Shi-fu di zaman Dinasti Goan atau Yuan (1271 – 1368 Masehi) atau hampir 300 tahun masa peralihannya.
Dan meskipun kisah ini disebut sebagai salah satu kisah yang paling populer, beberapa kritikus sastera Tiongkok seperti Lu Hsun tidak memasukkan karya ini sebagai karya sastera karena hanya masuk golongan cerita pendek (Chuan Chi). Alasannya karena kebanyakan para penulis kisah Chuan Chi seperti Wang Shi-fu hanya menonjolkan kisah gaib dengan gaya fiksi yang terkesan hanya jadi cerita picisan. ()

Judul : See Siang Ki
Penulis : Wang Shi-fu
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Suara Harapan Bangsa
Harga Normal : Rp 17.500
Harga Diskon : Rp 15.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan : SMS/WA 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

Friday, 24 July 2015

Menikmati Cersil Tiongkok ke-26 Karya Liang Ie Shen

Kisah Beng Ciang Hong In Lok ini merupakan salah satu cerita silat (Cersil) daratan Tiongkok karya Liang Ie Shen. Kisah ini dilatarbelakangi sejarah zaman Kerajaan Song (998-1023 Masehi) dalam menghadapi serbuan bangsa Kim. Jadi jika ditarik ulur maka kisah ini memiliki latar belakang yang mirim dengan dengan kisah Pao Kong (Bao Zheng), Ban Hoa Lauw dan Shui Hu Chuan (Shuihu Zhuan).
Kisah ini dimulai dengan kisah perjodohan antara Nona Han Pwee Giok dan Kok Siauw Hong. Saat itu serombongan jago dari sebuah Piauw-kiok (ekspedisi pengiriman) ditugaskan mengantarkan sang nona kepada calon mempelai lelakinya. Namun ternyata Kok Siauw Hong malah memilih membatalkan pertunangan dan mengingini Ci Giok Han yang pernah menyelamatkan Nona Han. Ternyata kisah cinta ini jadi semakin rumit dengan kehadiran beberapa sosok lain seperti Ci Giok Phang dan Kiong Mi Yun. Dan yang menarik dari kisah ini, perebutan ada budi dan pertikaian dalam kisah percintaan mereka.
Kisah ini kemudian dilanjutkan dengan kisah petualangan para pendekar wanita Han Pwee Giok dan Ci Giok Han melanglang bhuana demi menegakkan keadilan. Dengan kemampuan silat yang dimilikinya, Han Pwee Giok ataupun Ci Giok Han kerap harus menghadapi mara bahaya dan para penjahat dunia kang-ouw. Siapakah dari kedua orang wanita ini yang akhirnya mendapatkan cinta Kok Siauw Hong? Silakan ikuti kisahnya secara lengkap.
Penulis cerita ini adalah Liang Ie Shen. Namun nama sebenarnya adalah Chen Wuntong. Pada tahun 1954 ketika Hong Kong akan menggelar sebuah perlombaan silat, maka oleh majalah tempatnya bekerja Liang Ie Shen diminta membuat sebuah cersil. Dan ternyata karyanya laku keras dan sejak saat itu Liang Ie Shen terus menulis cerita silat. Dan selama karirnya, dia menghasilkan 36 judul cersil. Dan cersil Beng Ciang Hong In Lok atau Ming Di Feng Yun Lu ini diterbitkannya pada tahun 1968 dan merupakan karya ke-26nya. Di Indonesia sendiri karya ini diterbitkan dalam beberapa versi, salah satu yang paling dikenal berjudul Pendekar Sejati terjemahan Gan KL. ()

Judul : Beng Ciang Hong In Lok 1-7 Tamat
Judul Asli : Ming Di Feng Yun Lu
Karya : Liang Ie Shen
Penerjemah : Ai Cu
Editor : Marcus AS
Penerbit : Marwin
Harga Normal : Rp 350.000
Harga Diskon : Rp 280.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan :SMS/WA 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

Wednesday, 22 July 2015

Ban Hoa Lauw Kisah Masa Muda Jenderal Besar Tek Ceng

Ban Hoa Lauw atau Paseban Berlaksa Bunga mengisahkan tentang kehidupan masa muda seorang jenderal besar dari zaman Dinasti Song (998-1023 Masehi) yang bernama Tek Ceng. Kisah ini dimulai dengan adanya perintah Kaisar Song Cin Cong mengirim Tan Lim ke Tay-goan untuk mencari 80 gadis cantik untuk ditempatkan di istananya.
Kebetulan Tek Cian-kim, yang merupakan adik Tek Kong terpilih jadi 80 gadis pilihan. Di kota raja, Tek Cian-kim menarik perhatian kaisar yang langsung menikahkan gadis ini pada saudaranya yaitu Pat Ong-ya.
Karena Tek Cian-kim ingin memberitahu saudaranya, Tek Kong bahwa dia sudah diperistri oleh Pat Ong-ya, Tek Cian-kim pun menulis surat pada kakaknya. Surat itu dia serahkan pada Sun Siu sebagai utusan ke Tay-goan.
Ternyata Sun Siu ternyata 'benci' pada keluarga Tek yang pernah menghukum mati ayahnya, karena itu dia mengubah surat untuk Tek Kong itu. Dalam surat palsu itu dikatakan bahwa Tek Cian-kim telah bunuh diri.
Tek Kong yang khawatir segera meninggalkan jabatannya dan menjadi petani. Dia memiliki dua orang anak, salah satunya adalah Tek Ceng. Namun waktu Tek Ceng berumur 8 tahun ayahnya meninggal sehingga dia terpaksa hidup dengan miskin. Saat kampungnya dilanda banjir, Tek Ceng berhasil ditolong oleh seorang petapa yang kemudian menjadi gurunya.
Sesudah besar, Tek Ceng bermaksud mengabdi pada kerajaan. Di sinilah Tek Ceng bertemu kawan-kawannya dan mengangkat saudara di "Paseban Berlaksa Bunga".
Petualangan Tek Ceng pun dimulai hingga dia bisa bertemu dengan bibinya. Dalam kisah ini ada banyak intrik yang dialami Tek Ceng untuk menjadi seorang jenderal besar. Di dalam kisah ini juga Tek Ceng bertemu dengan seorang hakim cerdik dan bijaksana seperti Pao Kong. Keduanya bahu-membahu delam membangun dan memajukan Dinasti Song.
Kiash Ban Hoa Lauw ini ditulis oleh Lu Wu, seorang yang hidup pada zaman Dinasti Ceng (Manchu tahun 1644-1911 Masehi). Cerita ini diangkat dari sebuah cerita rakyat berseri yang dimulai dari Ban Hoa Lauw, lalu berlanjut ke cerita Tek Ceng Ngo Houw Peng See dan Tek Ceng Ngo Houw Peng Lam.()

Judul : Ban Hoa Lauw
Karya : Lu Wu
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Marwin
Harga Normal : Rp 60.000
Harga Diskon : Rp 50.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100%
Pemesanan : WA/SMS 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

It Ki Lan Kisah Robin Hood Dari Tiongkok

Banyak orang sudah mengenal kisah tentang perampok budiman dari Inggris yang bernama Robin Hood. Walau oleh pemerintahannya, Robin Hood dikejar-kejar sebagai penjahat, namun oleh rakyat, Robin Hood sangat dicintai.
Tiongkok pun punya beberapa tokoh yang mirip dengan kisah Robin Hood ini. Yang paling terkenal tentu adalah 108 Pendekar dari Bukit Liang Shan yang dikisahkan dalam Shui Hui Chuan atau Water Margin dalam versi Inggrisnya. Mereka ini adalah penentang para pejabat lalim dari Dinasti Song (960-1279 Masehi).
Selain ke-108 pendekar ini, ternyata Negeri Tiongkok masih mempunyai satu tokoh lain yang pantas untuk dijuluki sebagai Robin Hoodnya Tiongkok. Tokoh ini bernama Thio Kwie Lan atau It Ki Lan. Dia hidup di zaman Dinasti Ceng atau Qing, tepatnya di masa pemerintahan Kaisar Sun Ti atau Sun Tee (1644-1661 Masehi).
Kisah ini bermula ketika Thio Bun, ayah Thio Kwie Lan difitnah oleh seorang pejabat korup sehingga dia harus dihukum mati. Sementara Thio Kwie Lan harus dibuang ke daerah lain. Inilah yang kemudian membuat Thio Kwie Lan dendam kepada para pejabat korup dan hartawan kaya yang tamak. Karena itu dia selalu merampok para hartawan dan pejabat korup sampai dia kemudian dikenal dengan julukan It Ki Lan.
Seusai merampok, It Ki Lan kerap membagikan barang jarahannya kepada rakyat miskin yang tertindas. Sehingga masyarakat sangat menghormatinya, namun salah seorang sepupunya yang bernama Thio Pek Kheng melontarkan fitnah keji terhadapnya. Dia juga merampok dengan mengaku sebagai It Ki Lan. Maka It Ki Lan pun diburu sebagai penjahat nomor wahid sampai akhirnya dia harus dihukum mati.
Kono si penulisnya, Pau Pu Ping ingin membela nama baik It Ki Lan yang selalu dijelek-jelekkan oleh Pemerintah Dinasti Ceng. Bahkan dalam kisah "Sih Kong An", nama It Ki Lan disebut sebagai perampok jahat yang kerap memperkosa korbannya. Sehingga Pau Pu Ping merasa perlu untuk melakukan counter atas cerita yang selalu  menyudutkan It Ki Lan ini.()

Judul : It Ki Lan
Penulis : Pau Pu Ping
Diceritakan Kembali Oleh : Marcus AS
Penerbit : KCM Production
Harga Normal : Rp 40.000
Harga Diskon : Rp 30.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100 %
Pemesanan : WA/SMS 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com


Tuesday, 21 July 2015

San Pek Eng Tay Kisah Latar Belakang Penggunaan Jati dan Bambu

Kisah San Pek Eng Tay atau Sam Pek Eng Tay memang bukanlah sebuah kisah yang asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya kaum keturunan Tionghoa di tanah air. Sebab sejak tahun 1885, Boen Sing Hoo, seorang penulis keturunan Tionghoa sudah mengungkapkan kisah ini di dalam bukunya. Dia memberi judul bukunya dengan "Tjerita dahoeloe kala Negeri Tjina, Terpoengoet Tjeritaan Menjanjian Tjina Sam Pik Ing Taij."
Kemudian ke belakang ada juga beberapa penulis, termasuk juga penerjemah cersil OKT ikut menerjemahkan karya ini dalam versi lain. Tak hanya dalam versi tulis menulis, dalam versi drama panggung juga pernah dirilis versi lama kisah ini. Yang paling terkenal tentu saja drama San Pek Eng Tay garapan Teater Koma yang dipimpin oleh N. Riantiarno.
Tak heran kalau kemudian seorang guru besar sastera seperti Prof Dr Priono menuliskan kekagumannya pada kisah ini dalam majalah Tionghoa, "Sin Tjoen" di tahun 1956. Dia juga membandingkan kisah ini dengan Romeo and Juliet karya Shakespeare, atau Roro Mendut Pranacitra serta Tristan dan Isuet dari Prancis.
Di negeri asalnya sendiri, San Pek Eng Tay memang sangatlah dikenal. Selain disajikan dalam bentuk buku dan opera, kisah ini juga banyak disadur dalam beberapa versi serial dan film layar lebar. Sehingga kisah yang dilatarbelakangi kehidupan zaman Dinasti Goan atau Yuan (1271-1368 Masehi) ini jadi semakin populer.
Kisah San Pek Eng Tay sendiri bermula ketika Eng Tay, seorang perempuan Tionghoa berusaha ingin mendobrak tradisi kaum totok di daratan Tiongkok yang melarang kaum Hawa untuk melanjutkan pendidikannya. Dengan keteguhan hatinya, akhirnya orang tua Eng Tay mengizinkannya untuk melanjutkan studi. Namun karena zaman itu belum ada sekolah khusus bagi kaum perempuan, maka Eng Tay terpaksa harus menyamar jadi seorang pria.
Singkat cerita di sekolah baru itu, Eng Tay berkenalan dengan seorang pria lugu yang bernama San Pek. Diawali dengan sebuah "permusuhan kecil", akhirnya mereka pun terlibat dalam kisah asmara. Sayang, karena zaman itu perempuan tak punya hak untuk menentukan calon suaminya sendiri, orang tua Eng Tay sudah menjodohkan anaknya ini dengan pria lain sehingga cinta mereka tak bisa dipersatukan.
Karena cinta mereka terancam kandas, maka keduanya kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya secara bersama. Dan yang mengherankan dari kedua kuburan sepasang kekasih ini muncul pohon kayu jati dan bambu sebagai lambang cinta mereka yang dipersatukan. Konon inilah yang menyebabkan beberapa tukang kayu di Tiongkok dan juga Indonesia kerap mengunakan bambu sebagai pasak dari perabotan kayu jati yang mereka buat. Di Tiongkok sendiri orang selalu mengikat tahang kayu jati yang mereka buat dengan tali yang terbuat dari bambu.
Buku ini sendiri kian menarik karena disajikan dalam bentuk bergambar dan gambarnya masih sangat klasik. Sehingga pembaca tak hanya dapat menyaksikan keindahan cerita namun juga bisa menyaksikan keindahan lukisan bergaya chinese painting. ()

Judul : San Pek Eng Tay
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Marwin
Kondisi : 100 % Baru
Harga Normal : Rp 30.000
Harga Diskon : Rp 25.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan : WA/SMS ke 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

Sunday, 19 July 2015

Menjerat Ahli Strategi Khong Beng dalam Pernikahan

Khong Beng atau Zhuge Liang adalah salah satu tokoh sentral dalam roman klasik Sam Kok. Kepiawaiannya dalam mengatur strategi perang membuat majikannya Lauw Pi meraih beberapa kali kemenangan. Bahkan Lauw Pi akhirnya bisa mendirikan sebuah kerajaan baru setelah keruntuhan Dinasti Han. Kecerdikan dalam mengelabuhi lawannya, kerap membuat lawannya seperti Co Coh jadi gregetan.
Kalau ditanya bagaimana Khong Beng dan peranannya dalam Sam Kok, jelas ada banyak sekali orang yang mampu membeberkan kehebatannya. Namun tak banyak orang yang mengetahui bagaimana kehidupan percintaan pribadi si tokoh.
Kisah perkawinan Khong Beng ini dimulai ketika Dinasti Han yang berkuasa tahun 206 Sebelum Masehi sampai 220 Masehi  mulai mengalami masa-masa kejatuhan. Di mana para Thay Kam begitu berkuasa dan menggerogoti kekuasaan kaisar. Saat itu ada seorang menteri setia yang bernama Ui Sin Gan yang setia mengajukan petisi agar kaisar tidak menuruti semua kata-kata para Thay-kam. Karena petisi itu, para Thay-kam akhirnya berusaha menyingkirkan sang menteri setia, bahkan menghasutnya di depan kaisar.
Karena posisinya terdesak, Ui Sin Gan dan puterinya Ui Giok Eng terpaksa harus menyingkir dari ibu kota. Berbagai kesulitan pun harus dialami oleh puteri Ui Sin Gan ini sampai dia harus terpisah dengan puterinya.
Sang puteri pun terjerat masuk perangkap para germo. Beruntung dia berhasil selamat dari jerat itu. Ui Giok Eng pun terpaksa tinggal di sebuah keleteng. Beruntung dia berhasil diselamatkan oleh seorang cendikiawan dan berusaha dijodohkan dengan seorang ahli strategi yang bernama Khong Beng.
Namun kisah percintaan antara Khong Beng dan Ui Giok Eng tak berlangsung mulus. Karena sang ahli strategi ini tak serta merta mau dijodohkan dengan puteri menteri setia Dinasti Han ini. Para sahabat Khong Beng yang kecewa dengan penolakan itu, berusaha menjebak Khong Beng agar bisa menikah dengan Ui Giok Eng. Karena telah terjebak, Khong Beng pun terpaksa melamar sang gadis. ()


Judul : Perkawinan Khong Beng
Diceritakan Kembali Oleh : Marcus A. S.
Penerbit :  MARWIN
Harga Normal : Rp 40.000
Harga Diskon : Rp 25.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan : WA /SMS 085920713061


Saturday, 18 July 2015

Beng Lee Kun, Kisah Emansipasi Perempuan Ala Negeri Tiongkok

Kisah Beng LeeKun atau Meng Li-chun adalah kisah yang dilatarbelakangi pemerintahan zaman Dinasti Goan atau Yuan (1271 – 1368 Masehi). Dalam kisah yang berjudul asli Tsai Sheng Yuan atau Dilahirkan Kembali atau juga Perjodohan Sesudah Penitisan ini, si penulisnya ingin menggambarkan tentang seorang perempuan bangsawan yang gigih dalam upaya menyelamatkan kekasihnya dari fitnah. Ketika itu Tiongkok dikuasai oleh Kaisar Sie Couw atau Shizu (yang berkuasa antara tahun 1260–1294 Masehi).
Kepandaiannya dalam ilmu surat (Bu) yang sangat luar biasa dimanfaatkannya betul, sehingga sang gadis rela menyamar menjadi seorang pemuda dan mengikuti ujian negara.  Tak dikira ternyata dia lulus dan memperoleh jabatan yang cukup tinggi. Ini tentu sebuah keadaan yang tak bisa didapat oleh seorang wanita di zaman itu.
Ketika menjadi pejabat, selain berusaha menyembunyikan jati dirinya sebagai perempuan, Beng Lee Kun juga harus menjalankan tugas-tugas yang biasa dilakukan kaum Adam ini dengan sangat baik. Akhirnya dia pun menjadi seorang menteri kepercayaan, bahkan perdana menteri.
Singkat cerita penyamarannya sebagai laki-laki pun terbongkar, namun yang menarik kaisar tidak menghukumnya dan malah jatuh cinta pada perdana menterinya itu. Meski Beng Lee Kun terus-menerus menolak, kaisar tetap berusaha menunjukkan cintanya. Sampai akhirnya, cinta kaisar bertepuk sebelah tangan karena Ibu Suri mengangkat Beng Lee Kun menjadi anaknya.
Oleh sebagian besar orang Tionghoa zaman dahulu, kisah Beng Lee Kun ini memang dianggap tak sehebat kisah roman Sam Kok atau Shui Hu Chuan yang begitu kolosal. Dalam hikayat sastera Tiongkok, konon sebuah karya baru dianggap sastera jika minimal terdiri dari 100 bab, sementara karya-karya yang kurang kolosal seperti Beng Lee Kun hanya dianggap sebagai Hsiao-shuo alias omongan kecil. Walau sebenarnya kisah Beng Lee Kun ini tetap dapat dianggap sebagai roman bermutu di era saat ini.
Namun karena dianggap kurang populer itulah, maka dulu jarang ada orang yang tahu siapa penulis Beng Lee Kun ini. Namun sebuah buku bertajuk “Chinese Women Through Chinese Eyes” karya Li Yuning yang terbit tahun 1991 ini telah mengungkapkan siapa penulis karya ini.
Penulis karya ini ternyata adalah seorang wanita yang bernama Chen Tuan Sheng dan Liang Te-shen. Dikatakan Yu-ning bahwa kedua penulis perempuan ini dalam kehidupan tulis-menulisnya di antara tahun 1751-1847 Masehi juga terpaksa menyamarkan diri sebagai seorang penulis laki-laki.
Dalam analisanya, Li Yuning seperti ingin menggambarkan bahwa betapa lemahnya peranan wanita di Tiongkok kala itu, sehingga si penulis yang juga dua orang wanita ini ingin “memproklamirkan” gerakan emansipasi melalui karya bertajuk Tsai Sheng Yuan ini.()

Judul : Beng Lee Kun 1-2 (Tamat)
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Suara Harapan Bangsa
Harga Normal : Rp 200.000
Harga Diskon : Rp 150.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100 %
Pemesanan : WA /SMS 085920713061

Tuesday, 14 July 2015

Kisah Peralihan Tong Ciu Liat Kok dan Sam Kok



Dalam sastera Tiongkok, orang biasanya hanya mengenal kisah Sam Kok atau San Guo Yen I, Shui Hu Chuan, Beng Lee Kun, See Yu (Perjalanan ke Barat) atau Tong Ciu Liat Kok. Namun tak banyak orang yang melihat ada kisah-kisah sempalan lain dari daratan Tiongkok yang juga perlu mendapat perhatian seperti kisah Legenda Ular Putih, Han Kho Co atau kaisar pertama Dinasti Han yang merupakan cikal bakal kisah Sam Kok, serta kisah Tong See Han yang merupakan kisah peralihan dari kisah Tong Ciu Liat Kok menuju kisah Sam Kok.
Mengapa saya katakan bahwa kisah Tong See Han ini sebagai kisah peralihan dua roman besar ini, karena kisah ini dimulai dengan hadirnya seorang kaisar termasyhur Tiongkok yang bernama Cin Si Ong atau Qin Shi Huang (260-210 SM). Di kisah ini, digambarkan bagaimana Cin Si Ong menaklukkan 6 negara kecil dan mendirikan Kerajaan Cin yang kuat (kisah ini juga dibahas oleh roman klasik Tong Ciu Liat Kok).
Tak hanya menaklukkan Tiongkok, Cin Si Ong juga menyatukan negeri-negeri kecil ini menjadi sebuah negara yang besar. Meski dalam pemerintahannya, Cin Si Ong cenderung berlaku dengan tangan besi, tapi kalau mau jujur di masa pemerintahannya inilah Tiongkok bisa menciptakan monumen Tembok Besar yang sampai saat ini dikagumi hingga ke seluruh dunia.
Namun perlahan tapi pasti, kejayaan Dinasti Cin turun secara drastis dan membuat sejumlah negara kecil bangkit melawan dinasti ini. Pada saat pamor kerajaan ini menurun, muncul dua tokoh panglima yang gagah yakni Jenderal Hang Ie dan Lauw Pang. Kedua jenderal ini bahu-membahu untuk meruntuhkan Kerajaan Cin, walau akhirnya mereka pun bertempur dan pertempuran itu dimenangkan oleh Lauw Pang.
Setelah berhasil memenangkan semua peperangan itu, Lauw Pang kemudian mendirikan dinasti baru yang akhirnya dikenal sebagai Dinasti Han(247-195 SM). Lalu apa hubungannya dengan kisah Sam Kok? Memang secara persis tak ada hubungannya, namun karena sentral cerita dalam kisah Sam Kok adalah Dinasti Han, secara tidak langsung Tong See Han akan menjadi kisah antara yang patut dipertimbangan untuk disimak. Apalagi salah satu tokoh sentral Sam Kok yakni Lauw Pi disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang punya garis keturunan langsung dari Lauw Pang.   
Meski saat ini, dunia baru mengakui kehebatan roman sejarah Sam Kok terutama dalam bidang strategi dan taktik, sebenarnya roman Tong See Han pun tak kalah dalam serunya. Adu strategi dan taktik juga mewarnai perjalanan Lauw Pang dalam menaklukkan Negeri Tiongkok. Berbagai intrik dan jerat digunakan para tokoh yang ada dalam kisah ini untuk menggapai cita-citanya, termasuk ketika harus menyingkirkan sanak keluarga mereka sendiri.

Judul : Tong See Han (Hard Cover)
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Suara Harapan Bangsa
Harga Normal : Rp 150.000
Harga Diskon : Rp 120.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100 %
Pemesanan : WA /SMS 085920713061 atau bukuklasik@gmail.com

Thursday, 9 July 2015

Kisah Percintaan Siluman Ular Putih



Kisah Legenda Ular Putih atau yang lebih dikenal sebagai Ouw Peh Coa adalah sebuah kisah menarik dari Negeri Tiongkok. Ada banyak sekali versi yang dikeluarkan berkaitan dengan kisah ini.
Di Indonesia sendiri, kisah ini sudah sering diterbitkan dalam beberapa versi, baik dalam bentuk komik maupun cerita biasa. Kisah ini semakin populer karena beberapa kali Teater Koma pimpinan N. Riantiarno mementaskannya dalam beberapa tahun terakhir ini. Tentu saja, kisah ini disajikan dengan gaya satire khas teater yang sering diberangus di masa Orde Baru ini.
Di Negeri asalnya sendiri, roman ini sudah dimainkan juga dalam beberapa fragmen, opera, serial telivisi ataupun film. Khusus untuk film saja ada banyak sekali versinya, ada New Legend of Madame White Snake yang dibintangi oleh Angie Chiu dan Cecillia Yip. Namun ada juga  “The Sorcerer and the White Snake” yang diperankan oleh Jet Li.  
Roman klasik Tiongkok ini sendiri sebenarnya berlatar belakang Dinasti Goan (Dinasti Mongol) yang mengisahkan perkawinan seorang pemuda bernama Han Bun dengan siluman ular putih yang bernama Pai Su Cen yang menjelma jadi seorang wanita cantik. 
Namun perkawinan mereka tidak langgeng karena diusik oleh Biksu Hoat Hay Siansu yang bermusuhan dengan siluman ular putih. Ujian cinta terberat Pai Su Cen dan Han Bun pun terjadi. Akhirnya siluman ular putih itu harus mengalami penderitaan ditindih Pagoda Lui Hong Tah. Untung sahabatnya siluman ular hijau berhasil membebaskannya.
Kisah ini memang sangat menarik hingga banyak orang kemudian merasa penasaran dan ingin sekali melihat pagoda penindih siluman ular putih yang ada di Telaga Barat (See-ouw).


Judul : Legenda Ular Putih (Hard Cover)
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Suara Harapan Bangsa
Harga Normal : Rp 120.000
Harga Diskon : Rp 100.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100 %
Pemesanan : WA /SMS 085920713061

Wednesday, 8 July 2015

Cun Ciu Ngo Pa ; Kisah Lima Jagoan Editan Khong Hu Cu



Negeri Tiongkok adalah gudangnya sastera berkelas. Karena dalam setiap karya sasteranya, kita tak hanya disuguhkan sebuah kisah, namun di dalamnya juga diajarkan berbagai falsafah hidup. Salah satu ajaran yang paling utama di negeri binatang Panda itu adalah ajaran filsuf ternama Khong Hu Cu.
Karena begitu hebatnya karya-karya sastera ini, maka tak heran kalau di masa lalu, setiap dinasti yang ada selalu menempatkan sastera sebagai bahan tes masuk para pegawai negeri sipil (PNS)nya.
Dari sekian banyak cerita yang menarik itu, Tong Ciu Liat Kok adalah salah satu kisah yang paling diminati. Kisah-kisah yang ada dalam Tong Ciu Liat Kok merupakan salah satu karya sastra yang terbaik, karena dari cerita-cerita inilah kemudian muncul sejumlah tradisi dan adat istiadat Tionghoa seperti tidak boleh menyalakan api menjelang Tahun Baru Imlek atau mengapa ada tradisi makan Ba Cang.
Namun karena antar bagian dalam kisah Tong Ciu Liat Kok tidak saling berkaitan, maka dari kisah ini muncul juga kisah-kisah penggalan. Salah satu bagian atau cungkilan cerita Tong Ciu Liat Kok yang cukup terkenal adalah Cun Ciu Ngo Pa alias Lima Jagoan Zaman Cun Ciu. Konon kisah ini pernah diedit langsung oleh Khong Hu Cu. Kisah ini sendiri dilatarbelakangi oleh peristiwa di Zaman Negara-negara Berperang 475-221 Sebelum Masehi.
Pada saat itu, lima Raja Muda Tiongkok tersebut saling berebut pengaruh dan kekuasaan, masing-masing ingin menjagoi daratan Tiongkok. Para raja muda yang menonjol adalah Raja Cee Hoan Kong (Raja dari Negeri Cee), Raja Louw Cong Kong (Raja dari Negeri Louw) serta Raja Song.
Kisah Cun Ciu ini bertambah seru dengan munculnya ahli-ahli strategi dan siasat perang Tiongkok, seperti Pao Siok Gee dan Koan Tiong yang sangat terkenal serta banyak mengilhami teknik dan etika berperang tokoh-tokoh yang ada dalam roman klasik Sam Kok.

Judul : Cun Ciu Ngo Pa
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Marwin
Harga Normal : Rp 60.000
Harga Diskon : Rp 50.000
Pemesanan : WA /SMS 085920713061