Saturday, 18 July 2015

Belajar Kesempurnaan dari Roman Xi You



Roman Xi You (Xi You Ji) atau See Yu (See Yu Ki) adalah salah satu roman legendaris dari daratan Tiongkok. Kisah ini menceritakan bagaimana perjalanan biksu Tang Sanzang (Tong Sam Cong) dari Dinasti Tong mengambil kitab suci ke Negeri India (Barat).
Dalam kisah yang ditulis oleh Wu Cheng En ini dikisahkan bahwa dalam perjalanan mengambil kitab suci ini, sang biksu yang konon diutus oleh Kaisar Tang Taizhong (Tong Thay Cong) atau Li Shimin atau Li Si Bin yang berkuasa antara tahun 626 sampai 649 Masehi. Dalam perjalanan mengambil kitab suci ini, sang pendeta harus mengalami banyak kesulitan, tapi beruntung Sun Wukong selalu punya cara untuk menyelamatkan sang guru.
Meski dalam kisah aslinya, pendeta Sanzang hanya mengambil kitab suci seorang diri, tapi Wu Cheng En yang diperkirakan lahir pada zaman dinasti Ming atau Beng (antara tahun 1368 sampai 1644 Masehi )ini sengaja menghadirkan tiga murid si pendeta dalam karya fiksinya. Demikian hebatnya cerita ini bagi masyarakat Negeri Tirai Bambu, hingga roman ini disebut-sebut sebagai salah satu dari lima roman paling populer di kalangan Tionghoa hingga saat ini.
Kelima roman itu adalah Sam Kok atau San Guo Yen I, Shui Hu Chuan atau 108 Pendekar Liang Shan, Hung Luo Meng dan Tong Ciu Liat Kok atau Dong Zhuo Luo Guo dan terakhir tentu saja Xi You ini.  Konon kalau kita telah membaca kisah-kisah Sam Kok, Shui Hui Chuan dan Dong Zhuo tadi, ilmu yang kita miliki tak akan sempurna sebelum membaca roman Xi You ini.
Kaum Tionghoa percaya bahwa dengan membaca Sam Kok, Shui Hu Chuan dan Tong Ciu Liat Kok seseorang akan jadi sangat pandai strategi dan bisa menguasai dunia, namun hal itu belum sempurna karena jika hanya ilmu strategi tanpa memiliki kebajikan seperti yang diajarkan dalam Xi You ini maka si manuisa tak akan sempurna dan cenderung punya tabiat jahat.
Karena dalam kisah tentang Tang Sanzang ini, kita dihadapkan pada tiga sifat dasar manusia dalam diri tiga murid pendeta ini. Pertama adalah sifat Sun Wukong (Sun Go Kong) yang pandai, namun dia punya kecenderungan untuk bertindak di luar batas kewajaran karena nafsu dan emosinya yang tak terkendali.
Sementara Zhu Bajie (Ti Pat Kay) adalah gambaran seorang manusia yang rakus seperti babi dan tak punya malu jika syahwatnya datang. Dia cenderung ceroboh dan menghalalkan segala cara demi memuluskan semua ambisinya.
Sedangkan Sha Wujing (See Gouw Ceng) adalah gambaran murid yang baik dan polos, namun dia mudah diperdaya oleh orang lain. Kelebihan lain dari si murid ketiga Tang Sanzang ini adalah dia sangat setia walau dalam kondisi apapun. Maka ketiga sifat inilah yang coba diredakan oleh sang guru yang arif dan bijaksana. ()

Judul : Xi You 1- 5
Penulis : Wu Cheng En
Penerbit : Bhuana Sastra
Harga Normal : Rp 360.000
Harga Diskon : Rp 300.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100 %
Pemesanan : WA /SMS 085920713061

Tuesday, 14 July 2015

Kisah Peralihan Tong Ciu Liat Kok dan Sam Kok



Dalam sastera Tiongkok, orang biasanya hanya mengenal kisah Sam Kok atau San Guo Yen I, Shui Hu Chuan, Beng Lee Kun, See Yu (Perjalanan ke Barat) atau Tong Ciu Liat Kok. Namun tak banyak orang yang melihat ada kisah-kisah sempalan lain dari daratan Tiongkok yang juga perlu mendapat perhatian seperti kisah Legenda Ular Putih, Han Kho Co atau kaisar pertama Dinasti Han yang merupakan cikal bakal kisah Sam Kok, serta kisah Tong See Han yang merupakan kisah peralihan dari kisah Tong Ciu Liat Kok menuju kisah Sam Kok.
Mengapa saya katakan bahwa kisah Tong See Han ini sebagai kisah peralihan dua roman besar ini, karena kisah ini dimulai dengan hadirnya seorang kaisar termasyhur Tiongkok yang bernama Cin Si Ong atau Qin Shi Huang (260-210 SM). Di kisah ini, digambarkan bagaimana Cin Si Ong menaklukkan 6 negara kecil dan mendirikan Kerajaan Cin yang kuat (kisah ini juga dibahas oleh roman klasik Tong Ciu Liat Kok).
Tak hanya menaklukkan Tiongkok, Cin Si Ong juga menyatukan negeri-negeri kecil ini menjadi sebuah negara yang besar. Meski dalam pemerintahannya, Cin Si Ong cenderung berlaku dengan tangan besi, tapi kalau mau jujur di masa pemerintahannya inilah Tiongkok bisa menciptakan monumen Tembok Besar yang sampai saat ini dikagumi hingga ke seluruh dunia.
Namun perlahan tapi pasti, kejayaan Dinasti Cin turun secara drastis dan membuat sejumlah negara kecil bangkit melawan dinasti ini. Pada saat pamor kerajaan ini menurun, muncul dua tokoh panglima yang gagah yakni Jenderal Hang Ie dan Lauw Pang. Kedua jenderal ini bahu-membahu untuk meruntuhkan Kerajaan Cin, walau akhirnya mereka pun bertempur dan pertempuran itu dimenangkan oleh Lauw Pang.
Setelah berhasil memenangkan semua peperangan itu, Lauw Pang kemudian mendirikan dinasti baru yang akhirnya dikenal sebagai Dinasti Han(247-195 SM). Lalu apa hubungannya dengan kisah Sam Kok? Memang secara persis tak ada hubungannya, namun karena sentral cerita dalam kisah Sam Kok adalah Dinasti Han, secara tidak langsung Tong See Han akan menjadi kisah antara yang patut dipertimbangan untuk disimak. Apalagi salah satu tokoh sentral Sam Kok yakni Lauw Pi disebut-sebut sebagai salah satu tokoh yang punya garis keturunan langsung dari Lauw Pang.   
Meski saat ini, dunia baru mengakui kehebatan roman sejarah Sam Kok terutama dalam bidang strategi dan taktik, sebenarnya roman Tong See Han pun tak kalah dalam serunya. Adu strategi dan taktik juga mewarnai perjalanan Lauw Pang dalam menaklukkan Negeri Tiongkok. Berbagai intrik dan jerat digunakan para tokoh yang ada dalam kisah ini untuk menggapai cita-citanya, termasuk ketika harus menyingkirkan sanak keluarga mereka sendiri.

Judul : Tong See Han (Hard Cover)
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : Suara Harapan Bangsa
Harga Normal : Rp 150.000
Harga Diskon : Rp 120.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Kondisi : Baru 100 %
Pemesanan : WA /SMS 085920713061 atau bukuklasik@gmail.com