Monday, 20 July 2015

Gak Hui Pahlawan di Balik Asal-usul Kue Cakwe

Masyarakat keturunan Tionghoa di seluruh dunia pastilah mengenal sebuah panganan bernama Cakwe. Panganan mirip roti goreng yang panjang ini begitu terkenal di beberapa wilayah pecinan dunia, termasuk di Indonesia.
Tapi tahukah Anda bahwa kue yang di negeri asalnya bernama Ya Ca-kwee atau Yu Zha Cin Kui ini sebenarnya adalah salah satu bentuk pembalasan dendam rakyat terhadap pengkhianat Negeri Song Selatan (1127-1279) yang bernama Cin Kwee?
Dalam buku ini digambarkan betapa Menteri Cin Kwee telah melakukan segala tipu muslihat dan fitnah terhadap seorang panglima besar Negeri Song Selatan yang bernama Gak Hui atau Yue Fei. Akibat fitnahan itu, Jenderal Gak Hui yang sangat setia harus dihukum mati.
Padahal sebenarnya Gak Hui adalah seorang jenderal yang sangat setia terhadap negaranya. Sangking setianya kepada negara, sejak dia kecil ibunya telah membuatkan sebuah syair tentang kecintaannya pada negara pada punggung Gak Hui.
Sebagai seorang jenderal, Gak Hui begitu luar biasa sehingga sangat ditakuti oleh musuh-musuh dari Negeri Song Selatan. Selama karirnya, Gak Hui telah menjalani 126 peperangan dan menariknya tak pernah sekalipun dia mengalami kekalahan. Sehingga bangsa nomaden dari Kerajaan Chin sangat takut kepadanya.
Maka kemudian mereka mencari cara untuk menaklukkan Gak Hui tanpa peperangan. Saat itulah mereka mengutus orang untuk menyusup dan menyuap Cin Kwee. Akibat suap itu, Cin Kwee kemudian menghasut Kaisar Song dengan mengatakan bahwa Gak Hui akan memberontak. Maka kemudian Gak Hui ditarik pulang dan akhirnya dihukum mati. Beruntung akhirnya Kaisar Song sadar, sehingga kemudian dia memulihkan (merehabilitasi) nama baik Gak Hui.
Karena kebencian masyarakat Tiongkok terhadap pengkhianatan Cin Kwee, maka kemudian masyarakat di sana membuat patung Cin Kwee untuk dilempari dan diludahi. Tak hanya itu, masyarakat Tiongkok kemudian membuat panganan khusus yang pembuatannya sengaja diplitir seperti mereka ingin memelintir leher Cin Kwee dan lalu menggorengnya sebelum dimakan. Kue ini kemudian dinamakan sebagai Cak Kwee. ()

Judul : Gak Hui
Penerbit : KCM Production
Harga Normal : Rp 40.000
Harga Diskon : Rp 30.000 (belum ongkos kirim)
Peminat : WA/SMS ke 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

Pi Pa Chi Kisah Sindiran Bagi Pejabat yang Amoral

Kisah Pi Pa Chi adalah sebuah kisah drama Tionghoa yang termasyhur. Karena itu dia banyak dimainkan dalam sejumlah pertunjukan dan opera di Tiongkok. Di Indonesia sendiri, kisah ini sudah dikenal sejak tahun 1930, kisah ini disajikan dalam mingguan Penghidoepan.  Sementera di dunia barat atau versi Inggris, Pi Pa Chi diberi tajuk “The Story of Lute”.
Kisah ini sendiri berbicara tentang pasangan suami isteri yakni Chao Pochea dan ChouWu-niang. Kedua suami-isteri ini sangat miskin sehingga perekonomian keluarga mereka sangat memprihatinkan. Apalagi kedua orang tua Pochea juga sudah tua dan tak memiliki harta sehinga mereka harus menumpang bersama Chao Pochea dan ChouWu-niang.
Suatu hari Chao Pochea menyatakan kepada isterinya untuk berjuang mengikuti ujian saringan masuk sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di ibu kota. Maka keduanya pun sepakat membagi tugas, Chao Pochea akan mencari peruntungan baru sementara sang isteri harus menjaga dua orang tua Pochea. Jika Pochea sudah sukses dia berjanji akan kembali untuk mengangkat kehidupan keluarganya.
Namun nasib berkata lain, Pochea memang sukses meraih semua mimpinya. Dia berhasil menjadi seorang pejabat, bahkan karirnya semakin sukses karena dia diangkat menjadi seorang menantu perdana menteri. Sayang saat dia sukses, dia melupakan sang isteri dan kedua orang tuanya. Dia asyik dengan kehidupan barunya, sementara sang isteri harus berjuang sendiri dengan penuh prihatin.
Suatu kali sang isteri menemui isteri baru Chao Pochea dan menceritakan semua apa yang terjadi. Beruntung isteri baru Pochea berhati luhur sehingga dia berhasil membujuk Pochea untuk mengakui Chao Wu-niang.
Sepintas kisah ini hanyalah sebuah kisah biasa, namun kalau kita merujuk pada kisah di balik latar belakang penulisannya, kisah ini jadi sebuah kisah luar biasa. Karena Kao Ming si penulis kisah ini adalah seorang pejabat di zaman Dinasti Goan (1271-1368).
Konon Kao Ming tergerak menulis kisah ini karena ingin menyindir seorang pejabat tinggi yang juga sahabatnya. Pejabat itu bernama Wang Tse yang melupakan keluarganya sehingga pejabat ini dia anggap sebagai pejabat amoral. Maka itulah Kao Ming menulis kisah bertajuk PI Pa Chi, dimana dua huruf Pi Pa identik dengan kata “Wang” dan Chi yang identik dengan kata “Tze”.
Setelah Dinasti Yuan runtuh, kaisar pertama Dinasti Ming yakni Chu Hong Bu atau Chao Hongzu (1468-1498) sempat membaca kisah Pi Pa Chi ini. Dia sangat kagum akan nasihat yang terkandung di dalam kisah ini sehingga Chu Hong Bu mengundang  Kao Ming untuk menjadi pejabat di kerajaannya.  Namun Kao Ming menolak dengan alasan dia sudah tua.  ()

Judul : Pi Pa Chi
Karya : Kao Ming
Diceritakan Kembali Oleh : Lauw Eng Hoeij
Penerbit : KCM Production
 Harga Normal : Rp 40.000
Harga Diskon : Rp 30.000 (belum ongkos kirim)
Pemesanan : WA /SMS 085920713061
Email : bukuklasik@gmail.com