Roman Sam Kok atau Epos Tiga Negara merupakan
Roman Tiongkok yang sangat termasyhur di dunia. Roman ini telah diterbitkan di
banyak negara seperti China, Amerika, Inggris, Jerman, Belanda, Jepang, Korea,
Thailand, Vietnam dan Indonesia.
Jika ditotal mungkin ada ratusan saduran kisah
Sam Kok yang telah beredar di seluruh dunia baik itu dalam bentuk buku, e-book, serial di penerbitan berkala
(majalah atau koran), serial televisi, film maupun sandiwara radio dan off air.
Di Indonesia sendiri, ada banyak sekali versi
Roman Sam Kok yang sudah diterbitkan. Baik edisi novel ataupun edisi bergambar.
Dan menariknya hampir setiap kali roman karya Lo Kuan Tiong atau Luo Guan Zhong
ini diterbitkan, akan ada kisah-kisah menarik yang ada di dalamnya.
Lalu yang jadi pertanyaan adalah mengapa PT
Suara Harapan Bangsa (SHB) berani menerbitkan Sam Kok dalam edisi klasik
bergambar ini?
Direktur PT SHB, Toenggoel P Siagian menyatakan
bahwa ada mitos-mitos yang menarik dalam penerbitan karya ini. Ketika SHB
mencari sejumlah referensi soal buku Sam Kok bergambar versi klasik ini,
ternyata tak banyak yang berani menerbitkannya secara utuh.
“Kebanyakan penerbit hanya menerbitkannya secara
sempalan (partisi) sehingga komik ini terasa kurang lengkap. Berdasarkan cerita
dan mitos yang kurang masuk akal ini, kami kemudian memutuskan akan memecahkan
mitos tersebut. Maka selama dua tahun kami mengerjakan roman Sam Kok bergambar
ini, dan saat ini sudah 5 yang terbit dan 5 lainnya sedang dalam proses di percetakan,”
kata Toenggoel.
Dikatakan, proses penerbitan buku ini juga agak
janggal karena gambar-gambar memang asli diambil dari komik Tiongkok, namun
teksnya dikerjakan belakangan secara terpisah oleh penulis roman klasik
Tiongkok Marcus AS. “Baru setelah pra cetak selesai dan proses pencetakan 5
jilid rampung, dan 5 buku lain di percetakan, kami berani melaunchingnya,” cetus Toenggoel.
Penulis dan pemerhati budaya Tionghoa, Marcus AS
menyatakan tertarik untuk membantu pengerjaan komik edisi klasik Sam Kok ini
karena memang komik ini memiliki banyak sekali keistimewaaan. Salah satunya
dengan kehadiran 500 orang tokoh lebih yang diramu oleh penulisnya Lo Kuan
Tiong jadi sebuah kisah epos yang luar biasa.
“Sejak saya kecil saya menyukai roman Sam Kok
hingga saat ini. Menurut pengalaman saya, di Indonesia belum ada yang bisa
menerbitkan kisah Sam Kok edisi klasik secara lengkap (6000-7000 gambar). Dulu
pernah ada beberapa penerbit yang coba menerbitkan edisi klasik ini, namun baru
dua tiga buku tidak dilanjutkan. Sepengetahuan saya, baru SHB yang berani
menerbitkannya secara utuh dan saya merasa senang karena jadi bagian dari
penerbitan ini,” kata Marcus AS.
Sementara anggota DPR, Eddy Sadeli yang juga
penggemar karya-karya klasik Tiongkok menyebutkan bahwa kisah Sam Kok ini tak
hanya sekadar sebuah bacaan hiburan belaka. Karena dalam Sam Kok ada banyak
sekali pelajaran yang bisa diambil, sehingga karya ini layak dibaca oleh semua
kalangan. “Mereka yang belajar politik, militer, manajemen atau kegiatan
ekonomi bisa belajar banyak dari roman satu ini,” kata Eddy Sadeli.
Dia menuturkan bahwa roman Sam Kok ini bisa
digunakan oleh kalangan militer untuk menyiapkan siasat perang atau di kalangan
bisnis kisah ini dapat digunakan untuk menyusun siasat marketing dan bisnis.
Atau bagi kaum politikus, kisah Sam Kok merupakan panduan yang baik menerapkan
siasat politiknya, merupakan bacaan wajib. “Maka saya pikir, roman Sam Kok ini juga perlu dibaca oleh para anggota
DPR, MPR, DPD dan praktisi politik dan tentu saja para taruna UMN dan Akademi
Kepolisian,” ujarnya.()
Judul : Sam Kok 1 - 10 (Tamat)
Penulis : Lo Kuan Tiong
Diceritakan Kembali : Marcus AS
Penerbit : PT Suara Harapan Bangsa
Harga : Rp 790.000
Harga Diskon : Rp 600.000 (Belum Termasuk Ongkos Kirim)
Pemesanan : WA /SMS 085920713061
Email : bukuklasik@gmail.com
No comments:
Post a Comment