Wednesday, 29 July 2015

Menikmati Roman Iseng Karya Shi Nai An

Shui Hu Zhuan atau Shui Hu Chuan adalah salah satu roman paling populer di daratan Tiongkok selain Sam Kok atau San Guo Yen I.  Mengapa demikian roman ini konon juga ditulis pengarangnya Shi Nai An sebanyak 100 bab, namun kemudian disunting dan disederhanakan lagi menjadi 70 bab saja.
Pada awal-awalnya, para pengagum roman klasik Tiongkok menganggap bahwa Shui Hu Zhuan atau 108 Pendekar Bukit Liang Shan ini merupakan karya penulis kenamaan Luo Guan Zhong atau Lo Kuan Tiong. Namun kemudian hal ini terbantahkan berkat penelitian sastrawan termasyhur Negeri Panda yang bernama Lu Tsun. Dalam analisanya, Lu Tsun berpendapat bahwa cerita ini memang dikarang oleh Shi Nai An (1296–1372 Masehi), hanya saja kemudian kisah ini mendapat polesan dari Luo Guan Zhong.
Seperti juga judulnya yang menyebutkan kisah 108 Pendekar Bukit Liang Shan, maka cerita ini juga bicara tentang ke-108 pendekar ini. Pada mulanya mereka hanyalah beberapa orang anggota barisan sakit hati karena telah dianiaya, difitnah ataupun dirampas hak-haknya oleh saudagar atau pejabat korup dari Dinasti Song. Kemudian mereka satu persatu berkumpul dan mulai melakukan gerakan melawan kelaliman yang dialami rakyat di masa itu.
Tapi yang paling identik dengan roman ini adalah bagian dimana Wu Song atau Bu Siong memukul harimau hingga mati, sehingga dalam beberapa judul yang pernah terbit di Indonesia maupun dunia, adegan Wu  Song memukul harimau ini sering dijadikan cover.
Selain itu, yang menarik dalam kisah ini, si pengarangnya benar-benar memainkan karakter ke-108 pendekar ini secara baik, sehingga tak heran banyak orang yang mengagumi kisah ini. Sehingga beberapa penulis kemudian membuat kembali kerangka karangan Shui Hu Zhuan ini dalam bentuk versi-versi lain. Dalam bahasa Inggris misalnya, paling tidak ada dua versi yang sangat terkenal yakni Shui Hu Zhuan yang digarap Pearl S Buck yang bertajuk All Men are Brothers dan gubahan JH Jackson yang bertajuk Water Margin. Masing-masing punya kelemahan dan kelebihan dalam penyajiannya.
Dalam perjalanannya, ada banyak kritisi sastera yang menyebutkan bahwa kisah ini mirip sekali dengan kisah Legenda Tanah Inggris yakni Robin Hood. Ada banyak kemiripan tentang kedua kisah ini, hanya saja belum ada penelitian khusus yang mencari tahu mana kisah yang lebih awal dan kemudian menginspirasi kisah yang lain. Diakui atau tidak, Shui Hu Zhuan dan Robin Hood memang punya beberapa kemiripan.
Namun terlepas hal itu ternyata kita tidak menyangka bahwa pembuatan karya yang kita sebut sebagai roman klasik Tiongkok yang dasyat ini tak serius-serius banget. Bahkan Shi Nai An selaku penulis menyatakan bahwa dirinya menulis kisah ini sebagai sebuah karya iseng saja. Maka dia tak menyangka kalau karya ini kemudian laris manis di pasaran dan kehebatannya bisa menandingi cerita kolosal lain macam Sam Kok dan Dong Zhou. ()

Judul : Shui Hu Zhuan 1 – 3 Tamat
Penulis : Shi Nai An
Penerbit : Bhuana Sastera
Harga Normal : Rp 280.000
Harga Diskon : Rp 240.000 (belum termasuk ongkos kirim)
Pemesanan : SMS/WA 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com

Aksi Hakim Dee Mengungkap Pembunuhan Berlatar Belakang Penyelundupan Emas

Kalau ada cerita serial Hakim Dee (Dee Gong An atau Tie Kong An) yang paling menarik, kisah Gara-gara Emas Cina ini mungkin salah satu yang paling menarik. Karena kisah ini disebut-sebut sebagai kasus pertama yang ditangani oleh pria yang bernama asli Ti Jen-chieh ini dalam menjalani karirnya sebagai seorang kepala daerah.
Ketika itu Hakim Dee yang baru berusia 33 tahun diberi tugas oleh Kaisar Tang Kao-tsung atau Li Zhi (649-683) untuk menempati pos barunya sebagai penguasa kota pelabuhan Peng-lai. Sebagai penguasa baru, sang hakim langsung dihadapkan pada sebuah kasus pembunuhan misterius yang menimpa pendahulunya.
Baru saja Hakim Dee melakukan penyelidikan, tiba-tiba dia dikagetkan dengan kasus kedua dan ketiga dimana ada kasus hilangnya isteri seorang saudagar kaya dan kasus pembunuhan lainnya. Sehingga pemecahan kasusnya berjalan demikian rumit, sampai akhirnya sang hakim menemukan kata kunci bahwa kasus ini berhubungan dengan penyelundupan emas keluar dari wilayah Kerajaan Tang. Dan hebatnya aksi ini didalangi oleh seorang kepala biara yang sangat terkenal.
Cerita detektif Hakim Dee ini dikemas secara menarik oleh penulisnya Robert van Gulik dengan menggabungkan unsur kriminal, drama dan sedikit unsur mistis sehingga cerita ini jadi sangat asyik untuk dinikmati.
Secara kehidupan nyata, sosok Hakim Dee sendiri adalah sosok seorang tokoh yang pernah ada. Dia dilahirkan pada tahun 603 Masehi, di ibu kota Provinsi Xanxi yakni Tai-yuan. Dia adalah pejabat penting dalam Dinasti Tang. Hakim Dee diperkirakan meninggal pada tahun 700 Masehi.
Dia adalah seorang kepala daerah yang terkenal karena kesanggupannya untuk memecahkan persoalan kriminal yang rumit. Kehebatannya dalam memecahkan kasus mungkin setara dengan Bao Gong (Pao Kong) pada zaman Dinasti Song yang berkuasa antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279. ()

Judul : Serial Hakim Dee
Penulis : Robert Van Gulik
Penerbit : PT Suara Harapan Bangsa
Harga Normal : Rp 45.000
Harga Diskon : Rp 40.000 (belum ongkos kirim)
Pemesanan : WA/SMS 085920713061 atau email bukuklasik@gmail.com